Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten Malang, Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Serta dikelilingi gunung-gunung, yakni: Gunung Arjuno di sebelah Utara, Gunung Semeru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat, Gunung Kelud di sebelah Selatan
Saturday, 18 April 2015
Kota Malang
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten Malang, Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Serta dikelilingi gunung-gunung, yakni: Gunung Arjuno di sebelah Utara, Gunung Semeru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat, Gunung Kelud di sebelah Selatan
Kabupaten Pasuruan
Friday, 17 April 2015
Candi Gentong
Bangunan Candi Gentong berupa kaki candi berdenah bujur sangkar berukuran 23.5 x 23.5 meter sedangkan tingginya 2.45 m dengan pintu masuk menghadap ke barat.
Pada saat penggalian banyak ditemukan artefak-artefak berupa pecahan keramik dna dari masa dinasti Yuan dan Ming, fragmen tembikar, mata uang cina, emas, stupika (Benda berbenturk Stupa) dan archa budha.
Dibangun pada masa pemerintah Prabu Hayam Wuruk untuk upacara Sraddha memperingati Tribuwana Wijaya Tungga Dewi yang tidak lain adalah ibunda Hayam Wuruk.
Maksud upacara ini adalah untuk memohon kesejahteraan pemerintah. Candi Gentong adalah bukti besarnya toleransi beragama pada masa itu, terbukti bahwa agama Hindhu dan Budha dapat bersanding dan mendapatjkan pengakuan pemerintah.
Candi Brahu
Candi Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Budha. Diperkirakan, candi ini didirikan pada abad ke-15 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Hal ini diverifikasi setelah dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995. Diduga di sekitar candi ini banyak terdapat candi-candi kecil. Sisa-sisanya yang sebagian sudah runtuh masih ada, seperti Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah, dan Candi Gentong. Saat penggalian dilakukan di sekitar candi banyak ditemukan benda benda kuna, semacam alat-alat upacara keagamaan dari logam, perhiasan dari emas, arca, dan lain-lainnya.
Gapura Bajang Ratu
Lokasi Candi Bajang Ratu berletak relatif jauh (2 km) dari dari pusat kanal perairan Majapahit di sebelah timur, saat ini berada di Dusun Kraton, Desa Temon, berjarak cukup dekat (0,7 km) dengan Candi Tikus. Alasan pemilihan lokasi ini oleh arsitek kerajaan Majapahit, mungkin untuk memperoleh ketenangan dan kedekatan dengan alam namun masih terkontrol, yakni dengan bukti adanya kanal melintang di sebelah depan candi berjarak kurang lebih 200 meter yang langsung menuju bagian tengah sistem kanal Majapahit, menunjukkan hubungan erat dengan daerah pusat kota Majapahit.
Untuk mencapai lokasi Gapura Bajang Ratu, pengunjung harus mengendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto - Jombang, kemudian sampai di perempatan Dukuh Ngliguk, berbelok ke arak timur sejauh 3 km, di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Di sekitar lokasi Gapura Bajang Ratu di Trowulan (bekas ibukota kerajaan Majapahit) tersimpan banyak peninggalan bersejarah lainnya dari zaman keeemasan saat kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan yang segani di muka bumi.
Candi Tikus
Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.
Belum didapatkan sumber informasi tertulis yang menerangkan secara jelas tentang kapan, untuk apa, dan oleh siapa Candi Tikus dibangun. Akan tetapi dengan adanya miniatur menara diperkirakan candi ini dibangun antara abad ke-13 sampai ke-14 M, karena miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masa itu.
Bentuk Candi Tikus yang mirip sebuah petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan petirtaan, tempat mandi keluarga raja, namun sebagian pakar ada yang berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Namun, menaranya yang berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa bangunan candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan atau pemandian, yaitu sebuah kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah. Yang menarik, adalah letaknya yang lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi terdapat di sisi utara, berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.
Di kiri dan kanan kaki tangga terdapat kolam berbentuk persegi empat yang berukuran 3,5 m x 2 m dengan kedalaman 1,5 m. Pada dinding luar masing-masing kolam berjajar tiga buah pancuran berbentuk padma (teratai) yang terbuat dari batu andesit.
Tepat menghadap ke anak tangga, agak masuk ke sisi selatan, terdapat sebuah bangunan persegi empat dengan ukuran 7,65 m x 7,65 m. Di atas bangunan ini terdapat sebuah ‘menara’ setinggi sekitar 2 m dengan atap berbentuk meru dengan puncak datar. Menara yang terletak di tengah bangunan ini dikelilingi oleh 8 menara sejenis yang berukuran lebih kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran (jaladwara) berbentuk bunga teratai dan makara.
Hal lain yang menarik ialah adanya dua jenis batu bata dengan ukuran yang berbeda yang digunakan dalam pembangunan candi ini. Kaki candi terdiri atas susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di candi inipun ada dua jenis, yang terbuat dari bata dan yang terbuat dari batu andesit.
Perbedaan bahan bangunan yang digunakan tersebut menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus dibangun melalui tahap. Dalam pembangunan kaki candi tahap pertama digunakan batu bata merah berukuran besar, sedangkan dalam tahap kedua digunakan bata merah berukuran lebih kecil. Dengan kata lain, bata merah yang berukuran lebih besar usianya lebih tua dibandingkan dengan usia yang lebih kecil. Pancuran air yang terbuat dari bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama, karena bentuknya yang masih kaku. Pancuran dari batu andesit yang lebih halus pahatannya diperkirakan dibuat dalam tahap kedua. Walaupun demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kedua tahap pembangunan tersebut dilaksanakan.
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Dulu pusat pemerintahan berada tepat di Kota Mojokerto, namun kini banyak gedung dan kantor pemerintahan yang dipindahkan ke Kecamatan Mojosari sebelah timur kota Mojokerto setelah Kota Mojokerto berdiri pada tanggal 20 Juni 1918. Kabupaten Jombang dahulu juga merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Mojokerto sebelum diberi kemandirian manjadi sebuah Kabupaten sendiri pada tahun 1910.
Mulai dari Kabupaten Mojokerto bagian Utara, ada Kecamatan Kemlagi terdapat wisata yang cukup banyak dikunjungi yaitu Waduk Tanjungan yang terdapat di desa Tanjungan, Kemlagi. Kemudian di Kecamatan Jetis ada Watu Blorok yang konon dulu saat pembangunan jalan, ada sebuah batu yang cukup besar yang akan dipindahkan karena berada pada tengah pembangunan jalan, namun esok harinya batu tersebut kembali ke posisi semula saat sebelum dipindahkan, namun wisata ini sekarang sepi pengunjungnya karena perawatan yang kurang. Ada pula wisata di bantaran sungai Brantas yang biasanya digunakan untuk event-event besar seperti Lomba Dayung, Lomba Layang-layang, dll.
Di kecamatan trowulan, yang pernah menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Ini terlihat dari banyaknya sisa peninggalan sejarah kerajaan tersebut yang dijumpai di sana. Trowulan adalah daya tarik utama wisata sejarah di kabupaten ini, karena terdapat puluhan candi peninggalan Kerajaan Majapahit, makam raja-raja Majapahit, serta Pendopo Agung yang diperkirakan berada tepat di pusat istana Majapahit, candi yang terdapat di kecamatan ini antara lain Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Wringin Lawang, dan masih banyak Candi lain yang ditemukan.
Kawasan pegunungan di kecamatan Pacet dan Kecamatan Trawas di selatan juga merupakan kawasan wisata andalan Kabupaten Mojokerto karena pemandangan yang sangat bagus dan hawa sejuk pegunungan yang dirasa sangat nyaman, di antaranya ada Wisata Arung Jeram dan Lokasi Outbound Training OBECH Wilderness Experience, Pemandian Air Panas di Padusan, Air terjun yang banyak antaranya Air terjun Coban Canggu, Air terjun Grenjengan, Air terjun Watu Ulo, dll, juga vila-vila peristirahatan di Pacet dan Trawas.
Kabupaten Probolinggo

Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti : menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan. Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl. Kabupaten Probolinggo memiliki sumber daya alam berupa tembakau, mangga, anggur, semangka, gula, pohon jati, udang, pasir, emas, tembaga, mangan, bijih besi, belerang/sulfur, dan ikan laut.
Kota Mojokerto
Kota Mojokerto, Terletak 50 km barat daya Surabaya, wilayah kota ini dikelilingi oleh Kabupaten. Mojokerto. kota ini mengalami perkembangan yg sangat pesat dilihat dari penerimaan asli daerah setiap tahun mengalami peningkatan.
Alun-alun Kota Mojokerto terletak di pusat kota. Bagi warga Kota Mojokerto dan sekitarnya dulu merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai bagi keluarga di akhir pekan.namun Sekarang Alun - Alun di kosongkan dan Pedagangnya di Pindahkan ke Jl.Benteng Pancasila yang tidak jauh dari Kediaman Walikota Mojokerto.
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat merupakan salah satu gereja tertua di Kota Mojokerto dan merupakan peninggalan zaman Belanda. Masjid Agung Al-Fattah didirikan pada zaman Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei 1878 berada di pusat kota sebelah Barat Aloon-aloon.
Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada tahun 1895. Ciri khas kedua bangunan itu adalah bentuk arsitekturnya yang khas Cina. Bagi mereka yang senang berolahraga dapat menempuh perjalanan 1 km di arena jogging track di Dermaga sungai Brantas Indah. Di lokasi ini juga terdapat warung lesehan yang menyediakan beberapa macam makanan. Rekreasi keluarga lainnya dapat dikunjungi Pemandian Sekar Sari terletak di tengah kota. Tempat rekreasi ini dilengkapi kolam renang dengan fasilitas bermain untuk anak-anak, wartel, toko alat-alat olah raga dan rumah makan yang menjual beraneka ragam makanan (bakso, kikil, soto ayam, dan lain-lain).
Jalan Benteng Pancasila, Kecamatan Magersari merupakan pusat keramaian terbaru di kota Mojokerto. Di Jalan Ini terdapat Pusat Jualan PKL yang menjual beragam produk dari produk garmen sampai sepatu dan tas. selain itu juga Jalan Benteng Pancasila tau biasa disebut Benpas merupakan tempat berkumpul kawula muda Mojokerto dan wilayah sekitarnya seperti Sidoarjo, Jombang, Lamongan, Nganjuk, Kediri, Surabaya hingga Pasuruan di malam minggu dan di hari libur nasional.
Selain itu disini terdapat situs sejarah yang dilindungi Situs Trowulan karena merupakn pusat kerajaan Majapahit pada masa lalu.
Alun-alun Kota Mojokerto terletak di pusat kota. Bagi warga Kota Mojokerto dan sekitarnya dulu merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai sarana bersantai bagi keluarga di akhir pekan.namun Sekarang Alun - Alun di kosongkan dan Pedagangnya di Pindahkan ke Jl.Benteng Pancasila yang tidak jauh dari Kediaman Walikota Mojokerto.
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat merupakan salah satu gereja tertua di Kota Mojokerto dan merupakan peninggalan zaman Belanda. Masjid Agung Al-Fattah didirikan pada zaman Belanda tepatnya pada tanggal 7 Mei 1878 berada di pusat kota sebelah Barat Aloon-aloon.
Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada tahun 1895. Ciri khas kedua bangunan itu adalah bentuk arsitekturnya yang khas Cina. Bagi mereka yang senang berolahraga dapat menempuh perjalanan 1 km di arena jogging track di Dermaga sungai Brantas Indah. Di lokasi ini juga terdapat warung lesehan yang menyediakan beberapa macam makanan. Rekreasi keluarga lainnya dapat dikunjungi Pemandian Sekar Sari terletak di tengah kota. Tempat rekreasi ini dilengkapi kolam renang dengan fasilitas bermain untuk anak-anak, wartel, toko alat-alat olah raga dan rumah makan yang menjual beraneka ragam makanan (bakso, kikil, soto ayam, dan lain-lain).
Jalan Benteng Pancasila, Kecamatan Magersari merupakan pusat keramaian terbaru di kota Mojokerto. Di Jalan Ini terdapat Pusat Jualan PKL yang menjual beragam produk dari produk garmen sampai sepatu dan tas. selain itu juga Jalan Benteng Pancasila tau biasa disebut Benpas merupakan tempat berkumpul kawula muda Mojokerto dan wilayah sekitarnya seperti Sidoarjo, Jombang, Lamongan, Nganjuk, Kediri, Surabaya hingga Pasuruan di malam minggu dan di hari libur nasional.
Selain itu disini terdapat situs sejarah yang dilindungi Situs Trowulan karena merupakn pusat kerajaan Majapahit pada masa lalu.
Kota Blitar
Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Suprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.
Pesarean Gunung Kawi
Pesarean Gunung Kawi terletak di Desa
Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, atau berada di lereng selatan
Gunung Kawi. Dari kota Malang sekitar 38 km, bisa ditempuh selama 1-1,5 jam
perjalanan menggunakan kendaraan. Selain
menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum telah tersedia hingga lokasi. Jadi
jalur menuju pesarean Gunung Kawi atau biasa dikenal juga sebagai pesarean mbah
Djoego sangat mudah dijangkau.
Letak Pesarean Gunung Kawi berada di lereng
gunung Kawi, pada ketinggian 800 mdpl, menjadikannya dilingkupi hawa sejuk dan
udara yang bersih. Alam sekitar pesarean juga masih banyak ditumbuhi pohon-pohon
besar dan rindang, menambah keasrian tempat ini.
Pesarean Gunung Kawi tidak nampak
angker seperti makam pada umumnya, sekitar pemakaman dikelilingi rumah penduduk
layaknya kota kecil diatas gunung. Segala macam kebutuhan mudah didapatkan di
tempat ini, untuk menginap tersedia rumah penginapan biasa hingga hotel,
sedangkan untuk kebutuhan perut banyak dijajakan makanan dari pedagang kaki
lima hingga restoran juga ada.

Sejarah Pesarean Gunung Kawi
Pesarean Gunung kawi merupakan tempat
dimakamkannya dua jenazah berjajar dalam satu liang lahat. Jenazah pertama
adalah Kanjeng Kyai Zakaria II atau lebih dikenal dengan sebutan mbah Djoego,
seorang ulama terkenal dari keraton Mataram Surakarta, beliau meninggal pada
tanggal 22 Januari 1871 M. Kedua adalah jenazah Raden Mas Iman Soedjono,
seorang bangsawan yang menjadi senopati/panglima perang dari Keraton Yogyakarta,
beliau meninggal pada tanggal 8 Februari 1876 M.
Peziarah Pesarean Gunung Kawi
Pengunjung atau peziarah pesarean
gunung Kawi selalu ada setiap harinya dan melonjak hingga ribuan orang pada
hari-hari tertentu. Terutama pada hari jumat legi yang merupakan hari
dimakamkannya mbah Djoego dan puncaknya pada tanggal 12 Suro (Muharam) setiap
tahunnya. Yaitu untuk memperingati wafatnya Raden Mas Imam Soedjono, dengan
mengadakan tahlil akbar.
Setiap pengunjung atau peziarah
umumnya memiliki motivasi yang beragam ketika datang kesini. Bagi wisatawan
biasa, mungkin hanya sekedar memenuhi rasa penasaran dan menikmati kesegaran
udara dan suasana gunung kawi. Sedangkan mereka yang benar-benar sebagai
peziarah, bisa melakukan ritual religi sesuai dengan keyakinannya.
Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Mitos pesugihan gunung kawi berasal
dari sebuah pohon, yaitu pohon dewa ndaru (cerme londo) yang tumbuh di samping
areal pesarean gunung Kawi. Jika melihat secara fisik, pohon dewa ndaru di
tempat ini tidak ada bedanya dengan pohon dewa ndaru pada umumnya. Pohon dewa
ndaru sendiri termasuk jenis pohon langka dan diyakini memiliki nilai magis
bagi sebagian orang. Bagi kalangan Tionghoa pohon dewa ndaru dinamakan shian
tho atau pohon dewa.
Salah satu pohon dewa ndaru di
pesarean Gunung Kawi memang nampak spesial dalam perlakuan, disekilingnya
diberi pagar untuk melindungi pohon tersebut, meskipun ranting dan daunnya
masih menjulur keluar. Biasanya banyak orang berkerumun di bawah pohon dewa
ndaru, sambil berharap bisa kejatuhan buah atau daunnya. Ketika kejatuhan buah
atau daun dewa ndaru, dengan segera di bungkus dengan uang kertas dan disimpan.
Kemudian untuk menebus buah dewa ndaru tersebut, mesti membeli/menyediakan
sesaji atau melepaskan kambing kendit di hutan. Menurut mitos yang berkembang,
siapapun yang kejatuhan buah atau daun pohon dewa ndaru akan memperoleh
keberhasilan atau keberuntungan, bahkan kekayaan yang berlimpah.
Semua hal berkaitan mitos pesugihan
gunung Kawi memang kembali kepada keyakinan masing-masing pengunjung atau
peziarah, sedangkan menurut pihak pengelola tidak membenarkan tindakan seperti
hal tersebut diatas.
Ritual Religi
Secara khusus pengelola pesarean
Gunung Kawi sudah menyiapkan waktu untuk keperluan ritual religi, yaitu berupa
jadwal selamatan. Ritual selamatan diadakan setiap hari dalam 3 waktu, yaitu
pagi, siang dan malam. Peziarah juga tidak perlu direpotkan dengan uborampe
selamatan, karena sudah disediakan secara lengkap. Tinggal memilih sesuai
kebutuhan dengan tarif yang sudah ditentukan. Jika melihat daftar harga untuk
keperluan selamatan, harga dipatok mulai puluhan ribu hingga puluhan juta, jadi
kembali sesuai dengan keperluan dan kebutuhan peziarah.
Tempat-Tempat yang Bisa Dikunjungi
Selain pesarean yang menjadi tujuan
utama peziarah, ada beberapa tempat lain yang bisa di kunjungi di sekitar
lokasi pesarean, diantaranya:
1.Rumah Padepokan Raden Mas Imam
Soedjono
2.Tempat dua buah guci peninggalan
mbah Djoego
3.Pemandian Sumber Manggis
4.Pemandian sumber Urip
Sedangkan untuk tempat ibadah
diantaranya terdapat,
1.Masjid Al Mukharommah, Masjid ini
terletak di sebelah kiri makam.
2.Masjid Agung Imam Soedjono, Masjid
ini terletak 500 meter sebelum pesarean.
3.Tempat Peribadatan Dewi Kwan Im dan
Ciamsi, yang berada di depan gapura pesarean.
Kraton Gunung Kawi
Pantai Sendang Biru
Pantai Sendang Biru berpotensi sebagai obyek wisata yang sangat indah yang bisa dikunjungi. Di samping itu, bagi mereka yang ingin menyebrang ke pulau Sempu, pasti harus melewati pantai Sendang Biru terlebih dahulu. Dengan adanya pulau Sempu ini, membuat pantai Sendang Biru memiliki ombak yang tidak terlalu besar layaknya pantai laut selatan lainnya.
Di pantai Sendang Biru ini ini juga dikenal sebagai tempat pendarat dan pelelang ikan di Malang. Dinamakan pantai Sendang Biru karena di pantai ini terdapat sumber mata air yang biasa disebut sebagai sendang, dan berwarna biru.
Saat ini, secara resmi pantai Sendang Biru dikelola oleh perusahaan negara milik Forestay. Untuk itu, terdapat beberapa fasilitas untuk menunjang pariwisata di Sendang Biru seperti, penginapan, guess house, rumah jaga dan persewaan perahu.
Untuk mencapai pantai ini, para pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, juga kendaraan umum. Untuk kendaraan umum bisa diakses menggunakan Mikrolet jurusan Gadang – Turen – Sendang Biru
Pemandian Wendit

Pemandian Wendit terletak di Mangliawan, Kecamatan Pakir, 10 Km ke arah timur Kota Malang. Di lokasi pemandian ini terdapat beberapa ekor kera dan atraktif untuk diajak bermain. Penduduk lokal percaya siapa saja yang mandi di pemandian Wendit akan berumur panjang dan awet muda.
Candi Sumberawan
Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari sekitar abad 14 atau awal abad 15. Dalam prasasti Negarakertagama disebutkan bahwa, Candi Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di 1359. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia Belanda pada bagian kaki candi. Candi sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk stupa di Jawa Timur.
Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar candi menjadikan tempat ini cocok untuk melakukan meditasi.
Candi Singosari

Pada awal penemuan, pihak Belanda memberi nama candi ini sebagai candi Merana karena bentuknya yang menyerupai menara.
Dari segi arsitektur, candi Singosari memiliki keunikan yang seolah-olah memiliki dua tingkat bangunan. Hal yang menarik lainnya bisa dilihat dari hiasan luar candi yang seharusnya rata, tapi tidak demikian pada candi Singosari. Hal ini di estimasikan belum adanya penyelesaian saat pembuatan yang kemudian langsung ditinggalkan.
Candi Kidal
Layaknya candi-candi di Jawa Timur, Candi Kidal di bangun sebagai tempat persemayaman Raja Anusapati, yaitu raja kedua dari kerajaan Singhasari, yang wafat pada tahun 1248 M, dan diperkirakan candi di bangun pada tahun 1260 M.
Pada awal penemuannya, candi Kidal ditemukan oleh pihak Belanda pada tahun 1925. Hal ini terbukti dengan tersimpannya arca Siwa, yang seharusnya berada di candi Kidal, telah tersimpan di Royal Tripical Institute Amsterdam.
Candi yang memiliki relief dengan cerita Garudeya ini telah mendapat rekonstruksi pada tahun 1990, makna dari relief Garudeya ini adalah tentang pembebasan perbudakan. Material utama candi Kidal ini adalah batu andesit dengan dimensi geometris vertikal.
Candi Jago
Pada awal mulanya, candi ini bernama Jayaghu dan merupakan salah satu candi pendarmaan atau makam bagi Maharaja Wisnuwardhana. Namun, jika dilihat dari bentuk arsitekturnya, candi ini memiliki unsur arsitektur dan pengaruh dari Majapahit. Hal ini bisa di telisik dari bukti sejarah bahwa pada tahun 1272 Saka atau 1350 Masehi, candi ini pernah diperbaiki oleh Adityawarman dan mengalami beberapa pemugaran pada kurun waktu akhir Majapahit di pertengahan abad ke 15.
Dilihat dari bentuk arsitekturnya, Candi Jago memiliki persamaan bentuk dengan punden berundak yang merupakan ciri bangunan religi dari zaman megalithikum yang mengalami kebangkitan kembali pada massa akhir majapahit. Pada keseluruhan bangunan memiliki panjang sekitar 23,71 M, lebar 14 M dan tinggi 9, 97 M. Karena pengaruh waktu, candi Jago telah mengalami banyak perubahan dan tidak utuh lagi. Meskipun demikian, pesona dan kewibaan era masa lampau masih bisa terlihat dengan jelas saat mengunjungi candi ini.
Air Terjun Coban Pelangi
Untuk menuju air terjun, pengunjung akan melewati medan berbukit dengan kemiringan mencapai sekitar 45°. Setelah melewati bukit kurang lebih 15 menit, selebihnya adalah menyusur jalur di atas anak sungai.
Membutuhkan keadaan fisik yang sehat dan kuat untuk mencapai air terjun ini, dimana turis akan menemukan keadaan alam yang masih alami dan hijau serta pengalaman yang luar biasa mengagumkan. Hutan yang hijau, pegunungan yang sejuk, kicau burung dan sungai yang jernih adalah hal-hal yang bisa di temukan saat akan menuju Coban Pelangi.
Air terjun di Coban Pelangi mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M. Terdapat sebuah pondok yang di siapkan sebagai fasilitas untuk menikmati keindahan air terjun di Coban Pelangi ini. Bila beruntung, para pengunjung juga bisa menyaksikan pelangi yang terbias dari pucuk-pucuk tebing, dimana menjadi asal mula penamaan coban ini.
Pemandian Ken Dedes
Petirtaan Watugede sebutan lain untuk Petirtaan Ken Dedes dibangun pada sekitar tahun 1200-an, masa di mana Kerajaan Singosari berjaya di Tanah Jawa. Petirtaan Ken Dedes merupakan Kaputren untuk para putri-putri raja, yaitu sebuah tempat bermain dan mensucikan diri.
Terletak di Kabupaten Singosari, salah satu Kabupaten yang ada di Kota Malang yang sejuk, menjadikan pemandian atau Petirtaan Ken Dedes sangat nyaman untuk dikunjungi. Rindangnya pepohonan menambah keteduhan suasana yang diberikan petirtaan ini.
Konon, nama Petirtaan Ken Dedes diambil dari sebuah nama putri cantik jelita, yang merupakan anak seorang Raja Tumapel. Pada masa kejayaan petirtaan, hanya putri beserta dayang saja yang dapat memasuki area pemandian Petirtaan Ken Dedes, para pria tak diperkenankan masuk apalagi berbaur bersama putri raja.
Terdapat sebuah sumur di pojok Petirtaan Ken Dedes dan Palinggih yaitu tempat bersembahyang untuk umat hindu. Palinggih biasanya digunakan untuk meletakkan sesaji yang diperuntukan bagi para dewa yang dipercaya bersemayam disekitar tempat ini.
Disamping Palinggih, terdapat pohon yang diperkirakan masyarakat setempat telah tumbuh kokoh bersamaan dengan berdirinya Petirtaan Ken Dedes. Masyarakat setempat menyebutnya dengan sebutan pohon "elo". Selain itu, di petirtaan ini juga terdapat arca berbentuk manusia berkepala kera dan mengeluarkan air yang memiliki fungsi untuk mengisi kolam.
Pemandian Dewi Sri Batu
Pemandian Dewi Sri Batu
terletak di Dusun Lebaksari, Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten
Malang. Pemandian ini berjarak kurang lebih 29 km dari Kota Malang.
Tepatnya di tepi Jalan Abdul Manan, Pujon yang menjadi lintasan utama
Malang-Jombang-Kediri membuat keberadaan pemandian ini menjadi sangat
strategis. Namun masih ada beberapa orang yang tidak tau tentang adanya lokasi Pemandian Dewi Sri Batu yang alami ini, hal itu disebabkan kurangnya promosi wisata ini.

Luas Pemandian Dewi Sri Batu kurang lebih 3,2 dan berada pada ketinggian ± 1500 m dari permukaan laut. Dengan air berdebit 160 L/detik ini mengalir di antara akar Pohon Pinus dan Pohon Gintungan menuju dua kolam pemandian. Letak sumber air tersebut berada persis di kaki Gunung Dorowati. Dalam area luas kurang lebih 3,2Ha wisata ini tidak hanya memiliki kolam pemandian saja namun wisata ini juga mendirikan pasar bunga, buah, sayur dan cindera mata.

Sumber air dari Pemandian Dewi Sri Batu yang sangat segar ini bersih dan sehat karena tidak di campur bahan kimia apapun. Meskipun Musim hujan air dari sumber ini tak pernah keruh. Selain terkenal dengan kesegaran airnya konon banyak orang yang mempercayai air dari pemandian dewi sri ini dapat menyembuhkan penyakit rematik dan bisa membuat awet muda. Tidak di ketahui dengan jelas sejak kapan warga dan pengunjung memiliki kepercayaan tersebut. Yang jelas dengan adanya berita tersebut menjadikan para wisatawan yang mengunjungi pemandian ini membawa jerigen guna untuk mengambil air dari Pemandian Dwi Sri untuk di jadikan minum Dirumahnya.

Luas Pemandian Dewi Sri Batu kurang lebih 3,2 dan berada pada ketinggian ± 1500 m dari permukaan laut. Dengan air berdebit 160 L/detik ini mengalir di antara akar Pohon Pinus dan Pohon Gintungan menuju dua kolam pemandian. Letak sumber air tersebut berada persis di kaki Gunung Dorowati. Dalam area luas kurang lebih 3,2Ha wisata ini tidak hanya memiliki kolam pemandian saja namun wisata ini juga mendirikan pasar bunga, buah, sayur dan cindera mata.
Sumber air dari Pemandian Dewi Sri Batu yang sangat segar ini bersih dan sehat karena tidak di campur bahan kimia apapun. Meskipun Musim hujan air dari sumber ini tak pernah keruh. Selain terkenal dengan kesegaran airnya konon banyak orang yang mempercayai air dari pemandian dewi sri ini dapat menyembuhkan penyakit rematik dan bisa membuat awet muda. Tidak di ketahui dengan jelas sejak kapan warga dan pengunjung memiliki kepercayaan tersebut. Yang jelas dengan adanya berita tersebut menjadikan para wisatawan yang mengunjungi pemandian ini membawa jerigen guna untuk mengambil air dari Pemandian Dwi Sri untuk di jadikan minum Dirumahnya.
Fasilitas Pemandian Dewi Sri Batu
- Dua Kolam Renang; Kolam renang Dewasa (13 X 25 meter) dan Anak-anak (8 X 8 meter)
- Taman
- Restoran
- Hutan Lindung
- Tempat Parkir yang cukup luas
- Pasar Bunga, buah, sayur dan cindera mata
Kabupaten Malang
Dengan kondisi di atas, maka Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur.
Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar pantainya berbukit.
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, seperti salak dan semangka. Selain perkebunan teh, Kabupaten Malang juga berpotensi untuk perkebunanan kopi,dan cokelat(daerah pegunungan Kecamatan Tirtoyudo). Hutan jati banyak terdapat di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan kapur.Kabupaten Malang terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kepanjen. Pusat pemerintahan sebelumnya berada di Kota Malang. Kota Batu dahulu bagian dari Kabupaten Malang, sejak tahun 2001 memisahkan diri setelah ditetapkan menjadi kota. Ibukota kecamatan yang cukup besar di Kabupaten Malang antara lain Lawang, Singosari, Turen, dan Kepanjen.
Thursday, 16 April 2015
Kabupaten Trenggalek
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo;
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung;
- Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan
Kabupaten Situbondo

Kabupaten Situbondo adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur,Indonesia dengan pusat pemerintahan dan ibukota terletak diKecamatan Situbondo.
Kota ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomiannya tampak aktif. Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.
Subscribe to:
Posts (Atom)