Pesarean Gunung Kawi terletak di Desa
Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, atau berada di lereng selatan
Gunung Kawi. Dari kota Malang sekitar 38 km, bisa ditempuh selama 1-1,5 jam
perjalanan menggunakan kendaraan. Selain
menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum telah tersedia hingga lokasi. Jadi
jalur menuju pesarean Gunung Kawi atau biasa dikenal juga sebagai pesarean mbah
Djoego sangat mudah dijangkau.
Letak Pesarean Gunung Kawi berada di lereng
gunung Kawi, pada ketinggian 800 mdpl, menjadikannya dilingkupi hawa sejuk dan
udara yang bersih. Alam sekitar pesarean juga masih banyak ditumbuhi pohon-pohon
besar dan rindang, menambah keasrian tempat ini.
Pesarean Gunung Kawi tidak nampak
angker seperti makam pada umumnya, sekitar pemakaman dikelilingi rumah penduduk
layaknya kota kecil diatas gunung. Segala macam kebutuhan mudah didapatkan di
tempat ini, untuk menginap tersedia rumah penginapan biasa hingga hotel,
sedangkan untuk kebutuhan perut banyak dijajakan makanan dari pedagang kaki
lima hingga restoran juga ada.
Pesarean Gunung Kawi memiliki daya
pikat yang luar biasa bagi penikmat wisata religi di nusantara. Bahkan menurut
catatan buku tamu, pengunjung berasal dari berbagai negara dan tidak terbatas
pada penganut agama tertentu. Jika melihat lokasi memang nampak tersedia
beberapa tempat ibadah yang disediakann tidak hanya untuk orang Islam, meskipun
sejatinya yang di kubur di pesarean ini adalah orang Islam.
Sejarah Pesarean Gunung Kawi
Pesarean Gunung kawi merupakan tempat
dimakamkannya dua jenazah berjajar dalam satu liang lahat. Jenazah pertama
adalah Kanjeng Kyai Zakaria II atau lebih dikenal dengan sebutan mbah Djoego,
seorang ulama terkenal dari keraton Mataram Surakarta, beliau meninggal pada
tanggal 22 Januari 1871 M. Kedua adalah jenazah Raden Mas Iman Soedjono,
seorang bangsawan yang menjadi senopati/panglima perang dari Keraton Yogyakarta,
beliau meninggal pada tanggal 8 Februari 1876 M.
Peziarah Pesarean Gunung Kawi
Pengunjung atau peziarah pesarean
gunung Kawi selalu ada setiap harinya dan melonjak hingga ribuan orang pada
hari-hari tertentu. Terutama pada hari jumat legi yang merupakan hari
dimakamkannya mbah Djoego dan puncaknya pada tanggal 12 Suro (Muharam) setiap
tahunnya. Yaitu untuk memperingati wafatnya Raden Mas Imam Soedjono, dengan
mengadakan tahlil akbar.
Setiap pengunjung atau peziarah
umumnya memiliki motivasi yang beragam ketika datang kesini. Bagi wisatawan
biasa, mungkin hanya sekedar memenuhi rasa penasaran dan menikmati kesegaran
udara dan suasana gunung kawi. Sedangkan mereka yang benar-benar sebagai
peziarah, bisa melakukan ritual religi sesuai dengan keyakinannya.
Mitos Pesugihan Gunung Kawi
Mitos pesugihan gunung kawi berasal
dari sebuah pohon, yaitu pohon dewa ndaru (cerme londo) yang tumbuh di samping
areal pesarean gunung Kawi. Jika melihat secara fisik, pohon dewa ndaru di
tempat ini tidak ada bedanya dengan pohon dewa ndaru pada umumnya. Pohon dewa
ndaru sendiri termasuk jenis pohon langka dan diyakini memiliki nilai magis
bagi sebagian orang. Bagi kalangan Tionghoa pohon dewa ndaru dinamakan shian
tho atau pohon dewa.
Salah satu pohon dewa ndaru di
pesarean Gunung Kawi memang nampak spesial dalam perlakuan, disekilingnya
diberi pagar untuk melindungi pohon tersebut, meskipun ranting dan daunnya
masih menjulur keluar. Biasanya banyak orang berkerumun di bawah pohon dewa
ndaru, sambil berharap bisa kejatuhan buah atau daunnya. Ketika kejatuhan buah
atau daun dewa ndaru, dengan segera di bungkus dengan uang kertas dan disimpan.
Kemudian untuk menebus buah dewa ndaru tersebut, mesti membeli/menyediakan
sesaji atau melepaskan kambing kendit di hutan. Menurut mitos yang berkembang,
siapapun yang kejatuhan buah atau daun pohon dewa ndaru akan memperoleh
keberhasilan atau keberuntungan, bahkan kekayaan yang berlimpah.
Semua hal berkaitan mitos pesugihan
gunung Kawi memang kembali kepada keyakinan masing-masing pengunjung atau
peziarah, sedangkan menurut pihak pengelola tidak membenarkan tindakan seperti
hal tersebut diatas.
Ritual Religi
Secara khusus pengelola pesarean
Gunung Kawi sudah menyiapkan waktu untuk keperluan ritual religi, yaitu berupa
jadwal selamatan. Ritual selamatan diadakan setiap hari dalam 3 waktu, yaitu
pagi, siang dan malam. Peziarah juga tidak perlu direpotkan dengan uborampe
selamatan, karena sudah disediakan secara lengkap. Tinggal memilih sesuai
kebutuhan dengan tarif yang sudah ditentukan. Jika melihat daftar harga untuk
keperluan selamatan, harga dipatok mulai puluhan ribu hingga puluhan juta, jadi
kembali sesuai dengan keperluan dan kebutuhan peziarah.
Tempat-Tempat yang Bisa Dikunjungi
Selain pesarean yang menjadi tujuan
utama peziarah, ada beberapa tempat lain yang bisa di kunjungi di sekitar
lokasi pesarean, diantaranya:
1.Rumah Padepokan Raden Mas Imam
Soedjono
2.Tempat dua buah guci peninggalan
mbah Djoego
3.Pemandian Sumber Manggis
4.Pemandian sumber Urip
Sedangkan untuk tempat ibadah
diantaranya terdapat,
1.Masjid Al Mukharommah, Masjid ini
terletak di sebelah kiri makam.
2.Masjid Agung Imam Soedjono, Masjid
ini terletak 500 meter sebelum pesarean.
3.Tempat Peribadatan Dewi Kwan Im dan
Ciamsi, yang berada di depan gapura pesarean.
Kraton Gunung Kawi
No comments:
Post a Comment