Setono Gedong adalah sebuah komplek bangunan seluas 3 hektar yang
berlokasi di antara pusat perbelanjaan Jalan Doho Kediri, berada di area
Masjid Aulia, tepatnya di seberang Stasiun KA Kediri. Terdiri dari
sebuah masjid, pendopo, serta areal pemakaman dimana bersemayam beberapa
tokoh penting seperti Sunan Amangkurat Mas III. Diantara makam para
tokoh itu, yang menjadi maskot utama adalah makam Mbah Wasil. Karena
Setono Gedong terkenal dengan legenda Sulaiman Al-Wasil Syamsudin atau
Mbah Wasil.
Sebelum masuk ke kompleks Masjid Setono Gedong, terdapat sebuah gapura yang tidak begitu tinggi namun sangat tebal dindingnya, yang konon sebelumnya merupakan gapura sebuah candi. Ada susunan batu yang ditata berjajar membentuk undakan menuju bangunan pendopo bergaya joglo, yang berukuran besar di sebelah kanan, dan yang berukuran kecil berada di sebelah kiri.
Area di atas pondasi itu sempat difungsikan sebagai sarana prasarana ibadah, dan tempat pertemuan para wali. Menurut cerita, wilayah Kediri dibagai dalam 2 kelompok oleh para wali. Di Barat sungai di pimpin oleh Sunan Bonang, sedangkan di sebelah Timur sungai dipimpin oleh Sunan Kali Jogo, yang di dalamnya termasuk Mbah Wasil yang berasal dari Istambul.
Relief Burung Garuda di Situs Setono Gedong, yang dipahat pada sisi sebuah batu persegi yang bagian atasnya berbentuk bunga teratai yang bulat dan gemuk di tengah berhias garis-garis lengkung, dengan bagian atas rata. Batu di Situs Setono Gedong ini di simpan di bawah bangunan joglo kecil yang berada di sebelah kiri. Relief Garuda itu ternyata dipahat pada keempat sisi batu di Situs Setono Gedong ini. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah burung yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Di sebuah area di Situs Setono Gedong ada sebentuk batu yang menyerupai mangkuk besar yang rata permukaannya, diletakkan di atas umpak yang ornamennya sudah tidak begitu terlihat lagi. Situs Setono Gedong merupakan sebuah situs yang sangat menarik untuk berwisata,meskipun masih menyimpan banyak misteri. Dan juga merupakan situs peninggalan asli Kediri yang merupakan Perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu.
Sebelum masuk ke kompleks Masjid Setono Gedong, terdapat sebuah gapura yang tidak begitu tinggi namun sangat tebal dindingnya, yang konon sebelumnya merupakan gapura sebuah candi. Ada susunan batu yang ditata berjajar membentuk undakan menuju bangunan pendopo bergaya joglo, yang berukuran besar di sebelah kanan, dan yang berukuran kecil berada di sebelah kiri.
Area di atas pondasi itu sempat difungsikan sebagai sarana prasarana ibadah, dan tempat pertemuan para wali. Menurut cerita, wilayah Kediri dibagai dalam 2 kelompok oleh para wali. Di Barat sungai di pimpin oleh Sunan Bonang, sedangkan di sebelah Timur sungai dipimpin oleh Sunan Kali Jogo, yang di dalamnya termasuk Mbah Wasil yang berasal dari Istambul.
Relief Burung Garuda di Situs Setono Gedong, yang dipahat pada sisi sebuah batu persegi yang bagian atasnya berbentuk bunga teratai yang bulat dan gemuk di tengah berhias garis-garis lengkung, dengan bagian atas rata. Batu di Situs Setono Gedong ini di simpan di bawah bangunan joglo kecil yang berada di sebelah kiri. Relief Garuda itu ternyata dipahat pada keempat sisi batu di Situs Setono Gedong ini. Dalam kepercayaan Hindu, Garuda adalah burung yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Di sebuah area di Situs Setono Gedong ada sebentuk batu yang menyerupai mangkuk besar yang rata permukaannya, diletakkan di atas umpak yang ornamennya sudah tidak begitu terlihat lagi. Situs Setono Gedong merupakan sebuah situs yang sangat menarik untuk berwisata,meskipun masih menyimpan banyak misteri. Dan juga merupakan situs peninggalan asli Kediri yang merupakan Perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu.
No comments:
Post a Comment