Banyak Museum di Malang, tapi telinga
Ngalamers pasti jarang yang pernah mendengar Museum Zoologi Frater
Vianney. Museum ini terletak di Desa Karangwidoro, Malang, Jawa Timur.
Museum ini berada dalam satu kompleks dengan Provinsialat Frater BHK,
Novisiat Frater BHK, Kantor Pusat Yayasan Pendidikan Mardi Wiyata, dan
makam Frater BHK.
Museum zoologi ini memiliki ratusan
koleksi spesimen konkologi, ilmu hewan kerang-kerangan darat dan laut,
serta herpetologi (ilmu tentang biologi ular). Ratusan koleksi itu sudah
terklasifikasi secara lengkap.
”Ratusan koleksi ini adalah gabungan
dari koleksi Almarhum Frater Vianney,” ungkap Direktur Museum Zoologi,
Frater Maria Clemens BHK. Frater Vianney adalah biarawan kelahiran
Belanda yang berkarya di Indonesia sejak tahun 1960-an. Ia mengoleksi
sekitar 80 famili hewan mollusca yang ada di Indonesia.
Ratusan spesimen konkologi yang sudah
teridentifikasi dengan baik itu disumbangkan ke sebuah Perguruan Tinggi.
Dan, sejak tahun 1998, koleksi yang terpisah di Malang dan Flores itu
berhasil dikumpulkan kembali dan disimpan dalam museum ini. Puluhan
ular, baik dalam bentuk awetan maupun yang masih hidup, juga dimiliki
museum ini, Ngalamers.
Museum Vianney saat ini telah
bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur
dan menerima titipan hewan untuk dirawat. Untuk pengelolaan Museum
Vianney, Clemens dibantu empat orang karyawan, dengan biaya perawatan
dari yayasan dan pengunjung. Pihak pengelola membedakan tarif
berdasarkan jenjang sekolah. Untuk pengunjung keluarga yang datang ke
sini, pengelola membebaskan berapapun yang ingin disumbangkan, karena
memang tujuan didirikan museum ini untuk belajar. Setiap tahun Museum
Zoologi Frater Vianney ini dikunjungi ribuan pelajar dari tingkat TK
hingga perguruan tinggi. Frater Clemens pun biasanya memandu sendiri
para pengunjung tersebut, Ngalamers. Bahkan, Frater Clemens mengajak
anak-anak itu bermain-main dengan ular, tentunya ular yang tidak
berbisa. Biasanya November pengunjung museum mulai ramai. Hanya saja,
masih terbilang sedikit karena belum banyak yang mengenal keberadaan
museum ini.
No comments:
Post a Comment