Tempat ini juga merupakan taman bermain anak-anak sebagai salah satu fasilitas, disediakan pulan tempat bersantai, patung hewan dan ornamen yang melekat pada area panggung apresiasi bagi para seniman dengan latar belakang tugu peringatan Satu Abad Bung Karno. Di tengah kawasan Kebon Rojo terdapat air mancur dan berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
Saturday, 30 May 2015
Wisata Kebon Rojo
Istana Gabang
Istana Gebang berdiri di atas lahan sekitar dua hektar. Keseluruhan bagiannya terdiri dari rumah utama, bagian ini terdiri dari ruang tamu yang cukup luas dengan perabot kursi model lama. Dan beberapa meja dan lemari kecil di sisi barat.
Selain itu juga terdapat ruang keluarga yang juga cukup lapang dengan deretan kursi kayu berkombinasi anyaman rotan. Di sana juga terdapat kursi kayu santai lengkap dengan bangku kecil sebagi penopang kaki di bawahnya. Kursi ini biasa digunakan Soekarmini Wardojo, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibu Wardojo, di masa hidupnya. Soekarmini adalah kakak dari Soekarno, yang menikah dengan Wardojo sebagai suami keduanya. Karena itu pula Istana Gebang lebih akrab bagi masyarakat setempat dengan sebutan rumah Ibu Wardojo.
Di sebelah kanan rumah utama terdapat Balai Kesenian. Dulu balai kesenian itu memang digunakan sebagai tempat berekspresi bagi para seniman di sana. Di masa hidup Soekarmini Wardojo, bangunan ini juga sering digunakan untuk pementasan wayang. Dahulu, di dalamnya dilengkapi dengan seperangkat gamelan beserta wayang kulit milik mereka.
Setiap tanggal 6 Juni, yakni tanggal kelahiran Bung Karno, rumah ini diselenggarakan haul dan berbagai macam kesenian untuk memperingati hari jadi Bung Karno dan sebagai ajang hiburan rakyat.
Makam Aryo
Aryo Blitar adalah adipati pertama di Blitar. Beliau merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh pada pembangunan Blitar. Karena itu sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi orang.
Monumen PETA
Monumen PETA, merupakan monumen yang dibangun untuk memperingati kejadian bersejarah yang terjadi pada tahun 1945, dimana saat itu Kota Blitar merupakan pusat terjadinya pemberontakan tentara PETA melawan tentara Jepang yang dipimpin oleh Soedanco Soepriyadi.
Untuk menghormatinya di bangun sebuah Monumen yang terletak di depan bekas markas PETA, tepatnya di Jl. Soedanco Soepriyadi. Monumen ini berbentuk sebuah patung yang mengangkat tangan kanannya, sebagai symbol bahwa dia tidak pernah menyerah untuk berjuang. Patung tersebut terlihat memakai seragam tentara Jepang, lengkap dengan topinya. Monumen ini ditujukan untuk mengenang pahlawan yang gugu dalam pertempuran tersebut agar dapat menyemangati para generasi muda dalam melanjutkan perjuangan Indonesia menjadi Negara yang besar.
Monumen ini sempat mengalami pemugaran dan kemudian diresmikan ulang pada tanggal 14 Februari 2008 yang bertepatan pada hari peringatan Pemberontakan PETA di Blitar.
Monumen Trisula
Disamping Monumen PETA, kota Blitar yang juga banyak menyimpan sejarah perjuangan juga punya Monumen Trisula. Monumen ini juga ditujukan untuk meghormati salah satu perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kedamaian dan kemerdekaan. Monumen ini diinspirasi oleh Gerakan Trisula. Gerakan Trisula ini ditujukan untuk menumpas para pemberontak dari partai komunis yang berada di sebelah selatan Blitar. Gerakan ini berhasil karena adanya kerjasama antara tentara Indonesia dan rakyat setempat. Semangat untuk menumpas para pemberontak harus diwarisi oleh para generasi muda, dan berdasarkan alasan inilah maka Monumen Trisula dibangun.
Disamping Monumen PETA, kota Blitar yang juga banyak menyimpan sejarah perjuangan juga punya Monumen Trisula. Monumen ini juga ditujukan untuk meghormati salah satu perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kedamaian dan kemerdekaan. Monumen ini diinspirasi oleh Gerakan Trisula. Gerakan Trisula ini ditujukan untuk menumpas para pemberontak dari partai komunis yang berada di sebelah selatan Blitar. Gerakan ini berhasil karena adanya kerjasama antara tentara Indonesia dan rakyat setempat. Semangat untuk menumpas para pemberontak harus diwarisi oleh para generasi muda, dan berdasarkan alasan inilah maka Monumen Trisula dibangun.
Wisata Rambut Monte
Wisata Rambut Monte terletak di desa Krisik, kecamatan Gandusari, kurang lebih 30 km dari kota Blitar. Candi yang terdapat di lokasi Rambut Monte ini merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu pada jaman Kerajaan Majapahit. Di bawah candi terdapat sebuah telaga yang dihuni oleh ikan, yang oleh warga sekitar di sebut dengan Ikan Dewa.
Di pinggiran telaga disediakan sebuah gazebo untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam di sekitar telaga. Keindahan lokasi Rambut Monte ini kian bertambah dengan pantulan warna air dalam danau yang jernih kehijauan dan cenderung ke toska. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang di area telaga yang berisi ikan Dewa, tetapi terdapat kolam tersendiri untuk pengunjung berenang menikmati hijaunya alam di Rambut Monte.
Pantai Jolosutro
Pantai Jolosutro terletak di sebuah teluk kecil yang diapit perbukitan dengan garis pantainya yang panjang berpasir hitam. Sementara itu, bagian tengah pantai menyimpan butiran pasir hitam yang serupa. Pantai Jolosutro sangat cocok untuk rekreasi keluarga, karena terdapat pemandangan alam yang sangat indah dan pasir yang sangat halus di sepanjang pantai. Air yang kebiruan dan angin laut yang menyapa para wisatawan juga menjadi bagian yang unik dari pantai ini.
Laut Selatan Blitar adalah salah satu kabupaten yang berada di area Laut Selatan, karena itu Blitar mempunyai beberapa pantai yang indah yang merupakan bagian dari Laut Selatan. Pantai-pantai yang indah tersebut antara lain; pantai Tambakrejo di kecamatan Wonotirto, pantai Serang di kecamatan Panggungrejo, Pantai Jolosutro di kecamatan Wates, Pantai Gayasan di kecamatan Bakung.
Panorama laut selatan sangat indah dan dan menarik para wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Laut ini mempunyai ombak yang fantastik, matahari yang terbenam, dan matahari tenggelam yang indah. Banyak petualang laut yang mengagumi laut ini.
Candi Sawentar

Candi Sawentar diduga dibangun pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Candi yang terbuat dari batu andesit ini berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m dan tingginya 10,65 m. Pintu masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi tangga, sedangkan relung-relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh candi.
Di dalam ruangan bilik ditemukan akas arca dengan pahatan burung garuda, yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan suci yang berlatar belakang agama Hindu.
Kebun Teh Jamus
Sebelum memasuki kawasan kebun teh Jamus,di sepanjang jalan para pengunjung akan menemui banyak lahan yang ditumbuhi pohon-pohon besar dan rindang, dan hamparan hijau lahan perkebunan teh.
Kebun Teh Jamus merupakan unit perkebunan terbesar di Ngawi. Agrowisata berwawasan lingkungan hidup ini sudah mulai terkonsep sejak tahun 1993 dan meraih penghargaan tingkat nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana Negara Jakarta.
Sebagai daya tarik lainnya, di sekitar obyek wisata ini terdapat air terjun Grojogan Songo Tuk Pakel. Ada pula makam tua pendiri Kebun Teh Jamus Van Der Rappart (1826-1910) asal Belanda. Daya tarik lain adalah Jamus Borobudur Hill (bukit Borobudur), yaitu bukit setinggi 35,4 meter yang terlihat seperti lahan teh biasa, namun jika dipandang dari kejauhan, nampak sebuah bukit mirip berbentuk candi borobudur.
Waduk Pondok
Lokasi bendungan Pondok ini merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi. Selain sebagai sarana irigasi dan pembangkit tenaga listrik, bendungan ini juga dimanfaatkan sebagi obyek wisata. Di bendungan Pondok ini terdapat areal memancing, motor boat, lahan berkemah, taman bermain dan beberapa tempat makan untuk berekreasi keluarga.
Obyek wisata bendungan Pondok ini memiliki luas 2.596 hektar dan dikelilingi oleh hutan mahoni dan pohon jati. Sangat cocok untuk digunakan obyek wisata keluarga.
Monumen Suryo

Monumen ini berdiri di kawasan hutan jati, di kawasan jalan raya Ngawi- Solo. Monumen ini di bangun untuk memperingati tewasnya Gubernur Suyo yang di bunuh olek PKI.
Selain sebagai monumem peringatan, di kawasan obyek wisata ini juga bisa di kunjungi layaknya obyek wisata rekreasi keluarga, karena suasananya yang nyaman dan hijau serta pohon-pohon mahoni di sekitar hutan sangat cocok untuk mereka yang ingin melewatkan hari libur dengan tenang dan damai.
Wisata Spiritual Srigati
Srigati berada di daerah hutan dan merupakan kawasan hutan jati Alas ketonggo. Selain sebagai tempat wisata spiritual, lokasi ini juga digunakan untuk bumi perkemahan.
Di lokasi wisata spritual Srigati ini, terdapat Pelenggahan Agung yang banyak dijadikan sebagai tempat bermeditasi bagi mereka yang ingin kelancaran dalam usaha dan kehidupan pada umumnya. Masyarakat sekitar percaya bahwa Pelenggahan tersebut merupakan tempat dimana Raden Wijaya bertapa mencari petunjuk sebelum membangun kerajaan majapahit
Di Srigati juga ada sebuah batu besar yang biasa di sebut "Watu Gede" atau Batu Besar, konon disinilah merupakan pintu gerbang kerajaan "Dunia Lain" yang ada disana. ada juga tempat bertemunya dua muara sunga yang disebut "Kali Tempuk" yang sering digunakan untuk mandi bagi mereka yang mendalami ilmu kekebalan.Dan masih banyak tempat-tempat dengan aura 'mistis' lainnya.
Air Terjun Srambang
Untuk menuju ke air terjun, pengunjung harus terlebih dahulu melewati hutan di gunung Lawu, melewati jalan yang terjal, rimbunnya bunga liar dan teduhnya hutan pinus. Perjalanan ke air terjun Srambang memang akan sangat melelahkan, karena harus melewati lebih dari 20 tanjakan dan turunan yang licin dan terjal. Tetapi, sesampainya di lokasi air terjun, semua kelelahan terbayar dengan keindahan yang luar biasa elok.
Udara yang dingin dan segar, percikan air terjun, hijaunya hutan dan suasana di sekitar air terjun adalah menu utama yang ditawarkan air terjun dengan tinggi 25 M ini. Untuk masuk ke lokasi air terjun, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp. 2,500 dengan jam maksimal kunjungan jam 3 sore.
Friday, 29 May 2015
Kesenian Tayub
Para Penari Tayub selalu melibatkan para penonton dengan cara menarik mereka untuk ikut menari ke panggung, dan hal ini juga yang mengundang para penonton, yang kebanyakan laki-laki, akan memberikan saweran ke penari yang mengajak mereka. Semacam tips dalam bentuk uang.
Tayub adalah sebuah kesenian persahabatan, yang masih terus dikembangkan oleh masyarakat Trenggalek. Dalam setiap acara seperti perkawinan, acara khitanan, pesta ulang tahun atau acara kemerdekaan pasti akan selalu digelar Tayub sebagai hiburan utamanya.
Ritual Larung Sembonyo
Ritual Larung Sembonyo ini dilakukan oleh para nalayan dan petani yang berkaitan dengan mata pencaharian utama masyarakat Prigi dan sebagai penghormatan atas leluhur yang berjasa membuka kawasan Prigi. Ritual ini akan selalu dilakukan, mengingat penduduk desa takut akan mara bahaya atas hasil panen dan laut mereka bila tidak dilaksanakannya ritual ini.Pada tahun 1985, ritual ini sempat tidak diselenggarakan karena adanya situasi politik. Karena itu, pada tahun itu diadakanlah ritual Larung Sembonyo secara besar-besaran.
Secara tidak langsung, ritual ini juga mencerminkan sifat masyarakat Prigi yang tekun, tabah dan berani manantang maut.
Tari Jaranan Turonggo Yakso
Lalu, sejak tahun 1980an, oleh kepala desa Dongkos sendiri, kebudayaan diangkat menjadi kebudayaan khas kota Trenggalek, dengan nama Turonggo Yakso. Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya. Tarian ini selalu dibawakan setiap bulan Suro, dalam penanggalan Jawa, dan sudah ditentukan oleh seorang pawang atau sesepuh.
Waktu upacara ini dilakukan pada siang hari pukul 11.00, dimana proses pertama dimulai dengan berkumpulnya para petani sambil membawa perlengkapan sesaji, seperti ambeng dan longkong, serta tali yang dibuat dari bambu, yang biasa disebut Dadung.
Ritual Kebudayaan Tiban

Tari Tiban terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing dipimpin 1 orang wasit atau biasa disebut Landang atau Plandang. Dalam ritual ini selalu diiringi dengan alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, kentongan, dan gambang laras.
Ritual ini cenderung ritual layaknya ajang mengadu ilmu ketrampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan oleh Landang. Cambuk yang digunakan dalam tari ini terbuat dari lidi pohon aren yang biasa di sebut ujung.
Permainan ini akan berlanjut sampai sore hari, dan bagi yang mereka yang merasa tidak sanggup melanjutkan akan digantikan oleh anggota kelompok berikutnya. Tarian tiban adalah sebuah permintaan permohonan kepada yang maha kuasa berharap untuk diturunkanya hujan.Ada makna dalam dibalik ritual tarian tiban yaitu sebuah harapan sebuah pesan yang luhur demi lestarinya alam. Bukanlah kekerasan yang ditonjolkan melainkan nilai-nilai luhur atau sebuah pesan untuk menjaga keseimbangan alam.
Pantai Ngampiran
Hampir sama dengan beberapa pantai sebelumnya di Trenggalek, pantai Ngampiran sangat cocok untuk di kunjungi sebagai obyek wisata keluarga karena keindahan alamnya yang indah dan memukau.
Pantai Konang
Walaupun cocok digunakan untuk surfing, pantai Konang terkadang memberlakukan status "Warning" di beberap waktu saat ombak terlampau besar dan tidak diperbolehkan untuk surfing atau berenang. Tapi keindahan dan keeksotisa pantai ini akan selalu memukau dalam setiap kondisi alam.
Pantai Blado
Pantai Blado merupakan pantai dengan panjang 3 Km dan dengan ombak yang besar karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan sangat cocok untuk surving.
Pantai Damas
Pantai ini cocok untuk berenang, surfing, berjemur atau olah raga pantai seperti volley pantai. Dengan keindahan alamnya, pantai Damas memiliki pemandangan yang sangat cantik dan menyejukkan jiwa. Selain itu, pengunjung yang dapat ke pantai Damas juga bisa memancing dan menyewa kano dan menikmati suasan pantai.
Pantai Karanggongso
Pantai Karanggoso memiliki air laut yang jernih dan tenang, dan banyak wisatawan yang memanfaatkannya untuk mandi atau berjemur di pasir putih yang bersih. Tidak jauh dari bibir pantai terdapat beberapa penginapan dan cottage untuk menginap dan menikmati suanasa pantai yang tenang dan semilir.
Pantai Prigi
Pengunjung yang datang ke pantai ini bisa menikmati waktu dengan memancing, berkemah, tenis atau hanya tinggal di beberapa hotel dekat pantai dan menikmati suasana yang elok.
Pantai Prigi akan menjadi lebih ramai di bula Selo, kalender Jawa, karena para nelayan di pantai ini akan menggelar upacara tradisional Larung Sembonyo, yang merupakan upacara tahunan sebagai bentuk ucap syukur kepada Tuhan akan hasil laut yang melimpah.
Selain sebagai upacara ucap syukur, penduduk lokal juga percaya bahwa ritual Larung Sembonyo diadakan sebagai bentuk peringatan pernikahan dalam sejarah Raden Tumenggung Yudha Negara, yaitu seorang kepala prajurit Kerajaan Mataram yang berhasil membuka wilayah Prigi dengan jaminan bersedia menikahi Putri Gambar Inten.
Thursday, 28 May 2015
Pantai Slopeng
Selain Pantai Lombang, pantai lain yang juga menjadi favorit di Kabupaten Sumenep adalah Pantai Slopeng. Keindahan pasir putihnya juga tak kalah dengan Pantai Lombang. Hamparan pasir putih di Pantai Slopeng bisa mencapai 6 km. Pantai ini berjarak sekitar 21 km dari pusat Kota Sumenep atau 180 km dari Kota Surabaya. Pantai Slopeng ini juga banyak didatangi oleh pengunjung yang berasal dari luar Sumenep seperti dari Surabaya yang sering berdatangan ke sini. Dari Surabaya anda bisa melelui Jembatan Suramadu dan membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam dari Surabaya.
Selain pasir putihnya yang terhampar luas, di Pantai Slopeng ini juga ditumbuhi Cemara Udang, akan tetapi tidak sebanyak yang ada di Pantai Lombang. Lautnya yang sangat jernih sangat cocok digunakan untuk berenang.
Kawasan Pantai Slopeng juga bisa anda manfaatkan untuk berlibur bersama keluarga dan anak anda, karena di sini juga terdapat arena bermain anak-anak seperti ayunan dan seluncuran. Anda yang butuh suasana tenang bisa datang ke pantai ini, karena pantai ini memang tak seramai Pantai Lombang. Hal ini dikarenakan juga Pantai Slopeng lebih jauh dari pusat kota jika dibandingkan dengan Pantai Lombang.
Pantai Lombang
Satu hal yang menarik dari Pantai Lombang selain pasir putihnya adalah bahwa pantai ini ditumbuhi tanaman Cemara Udang, yaitu endemi tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di pesisir pantai. Konon katanya tanaman Cemara Udang ini dibawa oleh bangsa Tiongkok yang pada waktu itu berlayar ke perairan Nusantara pada abad ke 15. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Cemara Udang ini hanya ada di Pantai Lombang dan pantai yang ada di Tiongkok.
Kepulauan Kangean
Kepulauan Kangean adalah gugusan pulau yang berada di Pulau Madura, Jawa Timur dan masih termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sumenep. Untuk menuju Kangean anda harus menggunakan kapal dari pelabuhan Kalianget Madura ke Pelabuhan Kangean. Ada puluhan pulau yang berada di Kangean untuk dikunjungi antara lain Pulau Kangean, Pulau Sapeken, Pulau Saebus dan masih banyak lagi Pulau yang indah lainnya di Kepulauan Kangean ini.
Pantai Lombang
Pantai Lombang berada di Desa Lombang Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Pantai Lombang ini berpasir putih dan pantainya cukup luas, disekitar pantai ditumbuhi pohon cemara udang yang jarang ada di daerah lain Indonesia, hanya ada di China dan Indonesia. Letaknya yang berada di utara laut jawa memungkinkan untuk melihat matahari terbit.
Api Tak Kunjung Padam
Api Tak Kunjung Padam adalah salah satu wisata di Kabupaten Pamekasan Madura, lokasinya berada di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan berjarak 4 km dari pusat kota. Seperti namanya, daya tarik tempat wisata ini adalah adanya api abadi atau api alam yang berasal dari dalam tanah, apabila digali maka akan muncul api tersebut.
Pantai Bato Kerbuy
Nama Bato Kerbuy diambil dari sebuah batu yang menyerupai Kerbau, terletak sekitar 8 Km dari lokasi pantai yaitu di lokasi perbukitan. Menurut legenda batu tersebut berasal dari manusia yang disabda menjadi hewan Kerbau. Atraksi wisata yang biasa diadakan dipantai ini adalah uapacaraPetik Laut yang diselenggarakan antara bulan September dan Oktober, sebelum musim hujan yang berlangsung pada siang hari antara jam 14.00 – 17.00, pada malam harinya diadakan pertunjukan wayang topeng semalam suntuk, serta upacara ritual menitik air rendaman yang diperuntukkan dan diyakini masyarakat mendapat syafaat Nabi Khidir.
Pantai Talang Siring
Pantai Talang Siring terletak di Desa Montok Kecamatan Larangan, berjarak ±14 Km arah Timur dari Kota Pamekasan, dapat ditempuh dengan mobil angkutan umum. Lokasi wisata ini selalu ramai diknjungi wisatawan karena letaknya berdekatan dengan jalan lintas trans Pamekasan – Sumenep dengan waktu tempuh 15 menit. Yang bisa dinikmati dari obyek ini yaitu pemandangan hutan mangrove disisi sebelah selatan dan sisi sebelah utara bisa menikmati kesibukan nelayan dengan jaring dan perahu tradisionalnya. Pantai talang siring sangat tepat untuk melepas kepenatan ataupun sekedar nongkrong bersama relasi, teman bahkan keluarga dengan pantai berbatu karang yang terhempas oleh ombak menambah keindahannya.
Sarana pendukung sangat dibutuhkan pada obyek ini seperti pengadaa gozebo, art shop, MCK dan yang terpenting restoran/rumah makan berskala besar dengan konsep kuliner tradisonal Madura khususnya Pamekasan karena lokasinya berada dipinggir jalan trans Sumenep Pamekasan dengan tujuan bus-bus pariwisata yang mengunjungi atau setelah berkunjung ke Kabupaten Sumenep bisa singgah atau istirahat sambil makan siang di Pantai ini.
Pantai Jumiang
Tempat ini bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi mobil angkutan umum dan ojek dengan harga yang cukup terjangkau. Pantai Jumiang terletak di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu berjarak kurang lebih 12 Km arah tenggara dari Kota Pamekasan dengan Kondisi jalan aspal yang cukup baik.
Pantai ini memang belum apik dikelola masih butuh perhatian penuh untuk menjadi obyek yang lebih menarik lagi, bila ada yang berinvestasi tidak pernah ada kata rugi karena banyak potensi yang bisa digali seperti bukit jumiang bisa dijadikan lokasi meeting yang dilengkapi paket Outbounddengan tujuan customer selesai meeting dapat melakukan permainan outbound untuk melepas kepenatan, seperti permainan menantang (challenge games) yang terdiri dari Climbing wall setelah melewati akan meluncur di arena flying fox melintasi bukit bertebing menuju Pantai.
Bagi wisatawan atau peserta meeting yang senang bermain air dan olahraga, bisa dilengkapi dengan permainan perahu cano, Jet Ski, Banana Boat atau snorkeling karena dilihat dari kondisi pantai yang berombak landai dan tenang. Sarana ini nantinya memberikan kenyamana serta atraksi wisata bagi pengunjung sampai menjelang Sunset tiba.
Gua Lebar
Objek wisata ini terletak di kelurahan Dalpenang. Kec. Sampang Kabupaten Sampang. Berjarak kurang lebih 800 m dari pusat kota ( waktu tempuh 5 menit ). Objek utama dari kawasan wisata gua lebar adalah gua yang menjorok kedalam tanah dengan kedalaman +100 m dari permukaan tanah dan panjang kedalaman gua 100 dengan karakteristik gua yaitu berdinding tebing jenis batu kapur yang merupakan bekas penambangan bahan galian C berupa kapur putih.
Goa Macan
Pada Gua Macan di bagian depan dihiasai stalaktit dan stalakmit, sehingga menyerupai mulut Macan yang sedang menganga. Stalaktit dan stalakmit juga terdapat dibagian dalam gua. Di dalam gua juga terdapat suara tetesan air menyerupai alunan musik yang berasal dari tetesan air dari atap gua. Pada musim kemarau air ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk menyiram tanaman Cabe Jamu.
Goa Kelelawar
Letak Gua macan ± 5,2 km dari Kantor Kecamatan Sokobanah ke arah timur. Pada Gua Kelelawar di bagian dalam dihiasai stalakmit. Suhu di dalam gua sangat sejuk, sehingga dihuni ribuan Kelelawar, sehingga oleh penduduk sekitar dinamakan Gua Kelelawar.
Wisata Hutan Kera Nepa
Merupakan suatu keindahan tersendiri yang ditawarkan kawasan objek wisata Hutan Kera Nepa, wisatawan akan dituntun untuk melihat pemandangan alam sekitar pantai dan lautan lepas, melihat matahari terbit (sunrise), menyusuri sungai dan hutan cagar alam seluas 1 Ha dengan perahu nelayan untuk melihat pemandangan hutan mangroove dan melihat satwa kera pada habitatnya. Keunikan lain yang bisa dilihat dan dibuktikan para wisatawan adalah perilaku kera dikawasan hutan yang jinak dan mereka merupakan kera pemakan jagung tua mentah, dihutan ini terdapat dua kelompok kera yang menempati dua bagian dari kawasan hutan yaitu sebelah utara dan selatan yang dibatasi dengan sebuah kayu yang dianggap sebagai tugu perbatasan, masing masing kelompok kera tidak akan mau menyebrangi/melewati daerah perbatasan tersebut kecuali ada kera yang sakit atau membutuhkan pertolongan untuk melahirkan. Terkait dengan mitos yang ada dari masyarakat sekitar, hutan ini merupakan tempat berpijaknya manusia pertama kali yang babat alas pulau madura bernama Bindoro Gong (pada abad XII-IX).
Bindoro Gong merupakan pendatang yang mendirikan kerajaan pertama kali di madura dan mewariskan kerajaannya kepada putranya bernama Raden Segoro (yang dimakamkan di tengah hutan dengan penanda/ nisan berupa kayu pohon) karena Raden Segoro tidak mempunyai ahli waris maka sebelum meninggal dia menunjuk seorang pemimpin untuk menggantikannya. Karena merasa tidak puas dengan pemimpin yang baru maka kedua kelompok rakyat pun sering bertikai, Raden Praseno bersedih melihat hal ini dan akhirnya beliau membagi wilayah tersebut menjadi dua bagian,
Air Terjun Toroan
.
Obyek wisata air terjun torowan terletak di Desa Ketapang Daya, Kec. Ketapang, dengan jarak ± 43 km dari pusat kota ke arah utara dengan akses jalan menuju lokasi di jalur transportasi umum Sampang - Ketapang – Sokobanah. Air Terjun Torowan yang merupakan satu-satunya air terjun di Kabupaten Sampang dan di Pulau Madura, sumber mata Air Terjun Torowan berasal dari sungai sumber payung yang berada di kecamatan Ketapang Timur, dengan posisi tinggi mencapai + 20m
dari permukaan air laut dan letak jatuh air terjun yang langsung bermuara ke laut lepas pantai utara merupakan pesona tersendiri dari air terjun ini. Selain keindahan pesona air terjun dan paparan pantai utara wisatawan akan mendapat kemudahan dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang telah tersedia pada objek wisata ini berupa sarana mandi/ WC, tempat penjual makanan/ minuman, dan tempat parkir, sudah memadai. Wisata ini ramai dikunjungi wisatawan pada hari besar agama, liburan sekolah dan akhir pekan, bagi mereka yang ingin melepaskan kepenatannya setelah beraktivitas.
Wednesday, 27 May 2015
Pemandian Sumber Oto’
Pada tahun 2008 - 2010 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi sarana penunjang pemandian Sumber Oto’ diantaranya adalah pembangunan pintu gerbang, loket karcis masuk dan ruang aula serta rehabilitasi pagar kolam, tempat berteduh dan permainan anak-anak. Dalam tahap selanjutnya perlu adanya petugas pelayanan tiket masuk kolam renang dan petugas kebersihan sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pariwisata ini.
Bukit Geger di Bangkalan
Mercusuar di Sembilangan
Batik Tanjung Bumi Bangkalan
Pusat kerajinan batik di Bangkalan Madura terletak di Tanjung Bumi. Tanjung Bumi berjarak 40 km dari kota Bangkalan atau ditempuh sekitar satu jam menggunakan kendaraan pribadi. Aksesnya cukup bagus dengan jalan beraspal walaupun tidak terlalu lebar. Pemandangan di kanan kiri jalannya dihiasi oleh rumah rumah mentereng yang dimiliki oleh para TKI kita dan ada beberapa hamparan sawah.
Makam Aer Mata Arosbaya di Bangkalan
Subscribe to:
Posts (Atom)